MENGHARGAI PERBEDAAN DAN KEBERAGAMAN
MENGHARGAI PERBEDAAN
DAN KEBERAGAMAN
Negara Indonesia
adalah negara yang terdiri dari banyak pulau dan lautan yang sangat luas. Yang
terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, bahasa daerah, adat istiadat, agama
dan kepercayan, ras, warna kulit, peradaban yang berbeda. Hal tersebut
menunjukan bahawa negara kita banyak perbedaan dan keberagaman.
Perbedaan dan keberagaman merupakan aset
dan sumber daya yang perlu dikembangkan, semua itu merupakan
kekayaan bangsa Indonesia. Adanya
perbedaan dan keberagaman bangsa Indonesia itu akan menjadi modal dasar
pembangunan bangsa kita sendiri, jika kita saling menghormati dan menghargai
adanya perbedaan dan keberagaman tersebut. Sebaliknya jika masyarakat Indonesia
tidak mau saling menghargai dan menghomati adanya perbedaan dan keberagaman
tersebut, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah. Misalnya :
perkelahian antar suku, kekerasan,
pelecehan, penghinaan dan sebagainya.
Perlu
difahami bahwa perbedaan pendapat, perbedaan peradaban akan tampak dalam
perbedaan bersikap dan berperilaku. Apabila remaja banyak belajar tentang
karakter lintas budaya, agama, suku, keadaan sosial ekonomi dalam masyarakat,
tentu akan menjumpai keberagaman, masing-masing akan memiliki keunikan
sendiri-sendiri. Bila kita dapat menikmati, mempelajari, menghormati dan
menghargainya pasti akan menemukan sesuatu, yang merupakan kelebihan yang bisa
kita banggakan.
Oleh
karena itu remaja harus belajar mengendalikan diri untuk tidak mudah
terpengaruh atau bersikap emosional bila menjumpai bentuk sikap prilaku yang
berbeda atau menyinggung perasaan. Jadi akan lebih baik bersikap rasional serta
mempelajari faktor latar belakang permasalahan terlebih dahulu.
Suatu
fenomena yang sering kita jumpai saat ini, kenakalan dan kekerasan yang terjadi
pada remaja, khususnya terjadi pada pelajar akhir-akhir ini, menunjukkan
kondisi yang sangat memprihatinkan. Berbagai kekerasan dan tawuran pelajar diberbagai
kota di Indonesia, mengejudkan semua fihak dan merupakan permasalahan yang
serius yang harus segera dicarikan penanganannya secara tepat. Kenakalan dan
kekerasan pelajar menunjukan adanya permasalahan pada diri siswa, dimana dalam
memandang perbedaan dan keberagaman tersebut hanya secara dangkal dan emosional
semata. Oleh karena itu remaja harus belajar membangun interaksi yang sehat
dengan lingkungannya.
Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa cenderung untuk lebih menggunakan bahasa kekerasan
dari pada bahasa santun dan beradab. Hal tersebut merupakan masalah yang sangat
besar dilingkungan masyarakan dan harus segera diatasi. Jika pembiaran
dilakukan terus menerus tanpa ada upaya untuk menangani, sama artinya dengan
memberi peluang untuk timbulnya masalah yang lebih komplek.
Begitu
juga bentuk kekerasan yang sudah meluas di dunia maya melalui internet.
Pelecehan, penghinaan, ancaman, pencemaran nama baik maupun bentuk pelecehan
lainnya merupakan kekerasan psikhologis. Media masa memiliki andil besar dalam
menumbuhkan aklim kekerasan di masyarakat melalui tayangan berita kekerasan
secara terus menerus. Informasi tentang kekerasan yang ditayangkan terus
menerus, tanpa ada tindakan nyata untuk mengatasinya, timbul kesan “pembiaran”
sehingga menyebabkan akumulasi tentang kekerasan menjadi hal biasa. Hal
tersebut meembentuk sudut pandang yang keliru pada masyarakat, masyarakat akan
memandang kekerasan merupakan hal yang biasa serta melemahkan kepekaan masyarakat
itu sendiri.
Tingkat
kekerasan dikalangan remaja hingga tingkat tertentu akan menjadi indikator awal
kehancuran sebuah bangsa.
Mengejalanya
prilaku agresif dan kekerasan dikalangan remaja/pelajar, salah satu faktor
penyebabnya adalah kelalaian yang terjadi sejak dini, toleransi/pembiaran oleh
orang tua, orang-orang yang lebih dewasa dan
Guru terhadap prilaku agresif ringan,
baik di rumah ataupun di sekolah. Oleh karena itu peran komunitas karakter
(orang tua, sekolah,institusi keagamaan,
media, pemerintah dan masyarakat) menjadi sangat penting, dan hendaknya dapat
memberikan keteladanan, pembiasaan dan intervensi yang positif secara konsiten,
tarus menerus. Dengan demikian akan membentuk sebuah pribadi, budaya dan
karakter yang kuat bagi remaja/pelajar.
Komentar
Posting Komentar